Ini kisah tentang salah seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan
kuliah semester akhir di sebuah Universitas Negeri. Sebut saja namanya
Adam, dia mengambil jurusan disebuah fakultas yang cukup favorit, yaitu
Fakultas Kedokteran. Menurut keyakinannya, fakultas inilah yang dapat
membuat hidupnya lebih baik di masa mendatang. Bukan kehidupan yang
hanya baik untuknya, tetapi juga untuk keluarganya yang telah berusaha
susah payah mengumpulkan uang, agar ia dapat meneruskan dan lulus dari
kuliahnya dengan baik.
Kakak perempuannya pun rela untuk tidak menikah tahun ini, karena
harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membiayai tugas akhir dan
biaya-biaya laboratorium serta praktikum yang cukup tinggi untuk Adam.
Kini tiba saatnya Adam harus mengikuti ujian semester akhir, mata kuliah
yang diberikan oleh dosennya cukup unik. Saat itu sang dosen ingin
memberikan pertanyaan-pertanyaan ujian secara lisan, dengan alasan agar
sang dosen bisa dekat dengan mahasiswa.
Satu per satu pertanyaan pun dia lontarkan, para mahasiswa berusaha
menjawab pertanyaan itu semampu mungkin dalam kertas ujian mereka.
Ketakutan dan ketegangan Adam saat ujian terjawab saat itu, pasalnya 9
pertanyaan yang dilontarkan oleh sang dosen lumayan mudah untuk dijawab
olehnya. Jawaban demi jawaban pun dengan lancar ia tuliskan di lembar
jawabannya.
Hingga sampailah pada pertanyaan ke-10.“Ini pertanyaan terakhir.” kata dosen itu.
“Coba tuliskan nama bapak tua yang setia membersihkan ruangan ini,
bahkan seluruh ruangan di gedung Jurusan ini !” kata sang dosen sambil
menggerakkan tangannya menunjuk keseluruh ruangan kuliah.
Mendengar perkataan sang dosen seperti itu, sontak saja mahasiswa seisi
ruangan pun tersenyum dan tertawa kecil. Mungkin mereka menyangka ini
hanya gurauan, jelas pertanyaan ini tidak ada hubungannya dengan mata
kuliah yang sedang diujikan kali ini, pikir Adam dalam benaknya.
“Ini serius !” kata sang dosen yang sudah agak tua itu dengan tegas.
“Kalau tidak tahu mending dikosongkan aja, jangan suka mengarang nama
orang ! ”. lanjutnya mengingatkan.
Adam tahu persis siapa orang yang ditanyakan oleh dosennya itu. Dia
adalah seorang bapak tua, orangnya agak pendek, rambut putih karena
beruban. Dan ia juga mungkin satu-satunya cleaning service di gedung
jurusan kedokteran tempat Adam kuliah. Bapak tua itu selalu ramah serta
amat sopan dengan mahasiswa-mahasiswi di sana. Ia senantiasa menundukkan
kepalanya saat melewati kerumunan mahasiswa yang sedang nongkrong. Tapi
satu hal yang membuat Adam merasa konyol, justru ia tidak hafal nama
bapak tua tersebut !!! Dan dengan terpaksa ia memberi jawaban ‘kosong’
pada pertanyaan ke-10 ini. Ujian pun berakhir, satu per satu lembar
jawaban pun dikumpulkan ke tangan dosen.
Sambil menyodorkan kertas jawaban, Adam mencoba memberanikan diri
bertanya kepada dosennya kenapa ia memberi ‘pertanyaan aneh’ itu, serta
seberapa pentingkah pertanyaan itu dalam ujian kali ini ?.
“Justru ini adalah pertanyaan terpenting dalam ujian kali ini” kata sang dosen.
Mendengar jawaban sang dosen, beberapa mahasiswa pun ikut memperhatikan
ketika dosen itu berbicara. “Pertanyaan ini memiliki bobot tertinggi
dari pada 9 pertanyaan yang lainnya, jika Anda tidak mampu menjawabnya,
sudah pasti nilai Anda hanya C atau D,” ungkap sang dosen.
Semua berdecak, Adam pun bertanya kepadanya lagi, “Kenapa Pak ? Kan soal
nomor 10 ini tidak ada hubungannya dengan pelajaran kita?” Jawab sang
dosen itu sambil tersenyum, “Siapa bilang tidak ada hubungannya, hanya
yang peduli pada orang-orang di sekitarnya saja yang pantas jadi dokter.
Kalau seorang dokter tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya,
bagaimana dia bisa menolong dan berguna bagi orang banyak?” Lalu sang
sang dosen pergi membawa tumpukan kertas jawaban ujian itu sambil
meninggalkan para mahasiswa dengan wajah yang masih tertegun.
Dari kisah di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kita harus
peduli dan memperhatikan orang-orang di sekitar kita. Peduli merupakan
langkah awal untuk menjadi pemberi manfaat bagi orang lain serta
penyelesai masalah di masyarakat. Dan peduli, sudah seharusnya menjadi
milik semua orang, bukan hanya dokter. Jadi, soal ujian nomor ke-10 di
atas, kiranya juga menjadi soal ujian untuk kita semua. Maka seberapa
pedulikah kita? Sehingga mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada
disekitar kita. Semoga cerita di atas menjadi hikmah untuk kita.
0 komentar:
Posting Komentar