“Malam sunyi kuimpikanmu
kulukiskan kita bersama
Namun selalu aku bertanya
adakah aku dimimpimu…..
Dihatiku terukir namamu
cinta rindu beradu satu
Namun selalu aku bertanya
adakah aku dihatimu…?
Malam
makin larut, suara lagu simfoni hitam sherina masih menggema. Tapi
mataku sedikitpun tidak bisa kupejamkan. Aku rindu khlor, kenapa….harus
seperti ini, kenapa aku tak berani mengatakan cinta padanya, dan kenapa
khlor tak pernah tertarik padaku, padahal unsur-unsur lain banyak yang
ngantri ingin berhubungan (berikatan) denganku. Hmm…….Khlor sampai
kapan aku harus menanti ini semua, aku cape berharap terus padamu tanpa
henti, sampai kapan cinta ini kan terbalas, aku hanya bisa memandangmu
tanpa bisa mengatakannya, aku hanya bisa tersenyum hambar melihatmu
menikah bersama Natrium, tapi aku tidak tahu apakah hatiku juga ikut
bahagia. Khlor….apa pantas aku jadi selingkuhanmu seperti layaknya klan
alkali, apa pantas aku jadi kekasihmu, aku mencintaimu khlor bisakah kau
merasakannya, apa karena aku sering dijuluki si tangan empat jadi kau
lebih memilih golongan alkali daripada aku, Sebenarnya ini bermula dari
keunikanku yang memiliki elektron valensi 4 akibat nomor atomku yang
berjumlah 6 saja. Hal itulah yang menyebabkan aku dijuluki si tangan
empat. Entah siapa yang memulai memberikan julukan seperti itu tahu-tahu
julukan itu sudah melekat ditubuhku, Padahal menurut etimologi namaku
Karbo yang berarti batubara. Ah dasar sialan!
Khlor Meski aku tak
secantik Natrium atau unsur-unsur lain, bahkan warna kulitku terkadang
juga hitam tapi banyak sesama Karbon maupun banyak jenis unsur lain,
ngantri ingin berhubungan (berikatan) denganku, apa kau tahu itu Khlor?
Bahkan aku dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan
rangkap tiga juga dapat membentuk rantai lingkar (siklik). Tapi mengapa
kau tetap saja memilih Natrium, cinta bagiku memang tak cukup satu, aku
sering juga jalan dengan Hidrogen, Nitrogen, Oksigen bahkan juga
keluarga besarmu keluarga Halida sering jalan denganku tapi mengapa kamu
sendiri lebih memilih Natrium? kalau itu yang menjadi alasanmu bukankah
kau juga terkenal dengan playboy nya, ah…dasar misteri lelaki…..
“Aku ingin engkau ada disini menemaniku saat sepi
Menemaniku saat gundah
Berat…hidup ini tanpa dirimu
Kuhanya mencintai kamu
Kuhanya memiliki kamu
Aku rindu setengah mati kepadamu
Sungguh ku ingin kau tahu aku rindu
setengah mati…………..”
Suara lagu rindu setengah mati D’masiv terus berbunyi dari ponselku
“Eh..khlor!,
benar khlor…benar kata orang kalau kita ingat seseorang maka orang
itupun akan ingat sama kita, duh gimana ya……angkat gak ya, aku harus
mengangkatnya kapan lagi ada kesempatan seperti ini”
“Hallo………! kataku hampir jantungan saking gembiranya
“Iya hallo” kata khlor diseberang
“Sapa ya” jawabku pura-pura tidak kenal
“Oh, ni sama karbon kan? Aku khlor….Cuma mo ngasih tahu kata manusia lab besok kita mesti jalan bareng jadi pelarut (CCl4), siangnya kau juga bisa mengajak kekasihmu hidrogen, kita sama-sama bisa membantu manusia menjadi obat bius (CHCl3) kau bisa kan?”
Lama tidak ada jawaban, bukan apa-apa aku sungguh tidak percaya ini semua
“Kar…” kata Khlor diseberang
“Eh…iya..iya…,aku
bisa khlor, makasih ya tas ajakannya, tapi ngomong-ngomong Hidrogen
bukan kekasihku kok he..he..”aku mencoba berbohong
“Hmm……….bukan ya, kalau begitu aku bisa kan jemput kamu”
“Yes…!!”kataku lupa kalau khlor masih mendengarkanku
“Kar..!ada apa? Kamu keberatan ya aku jemput?”
“Engg..enggak kok, aku suka…oke aku tunggu”
“Tapi aku tidak tahu rumah kamu dimana, bolehkan minta alamatnya?”
“Oke khlor alamatnya catat ya,…aku tinggal di jalan nomor 2 blok IVA dengan nomor rumah enam di kota sistem periodik Unsur”
“Oke besok aku jemput kamu kar, jangan kemana-mana ya”
“Oke aku tunggu”
“Kenapa belum ditutup “kataku lagi
“Mmm….gak
papa…sebenarnya aku sudah lama menunggu ingin jalan sama kamu dan
karena ada perintah langsung dari manusia lab, akupun merasa ada alasan
untuk mengajakmu jalan, maaf ya Kar, tidak seharusnya aku berkata
seperti itu”
Ya tuhan ternyata khlor juga memiliki perasaan yang sama seperti aku
“Kar…kau marah ya, maaf aku berkata tidak sopan padamu”
“Gak papa aku juga suka kok kau berkata seperti itu”
“Oke besok aku jemput, selamat malam”
“Malam”
Ya tuhan…aku tidak pernah sebahagia ini, manusia lab memang selalu mengertiku…adik-adikku kemana ya…
“Silikon…! Germanium…! Timah…!”teriakku memanggil adik-adikku
“Ada apa sih kak, mereka sudah pada tidur? Timbal adikku yang bungsu menjawab.
“Eh sudah tidur ya, ni kan masih sore…kenapa cepat-cepat tidur, sini-sini kakak mau cerita”
“Ini sudah larut malam kakak, besok aja ceritanya”
“Sudah larut ya, ya sudah kakak juga mau tidur”
“Ya tuhan aku berharap ini semua bukan mimpi” kataku menjelang tidur.
cc : http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/tips_dan_opini/cerpen-kimia-karbon-si-tangan-empat/
0 komentar:
Posting Komentar